Rabu, 07 November 2012

I Come back to Blog...

Assalamualaikum....

I just little bit surprise that my blog can open back after i went from long time from it...
I decide to comeback in Blog to create all what i want to share about my life, my experience and my knowledge, perhaps if I have something which useful for sharing.

Now, I still studying in ITS for Master Degree... It not in my mind before I decide for continue my study. I just hope that I can find the best dream for build my life again. It not easy to get what i dream, there is so many obstacle and so many  something unexpected which occur with me... for next time if I have good information for sharing I promise I will comeback to create it...^^

Insya Allah I believed that I can face all with my patient, my spirit and my strong faith..
Thanks for All peaople who always help me until now..

^_^...........

Minggu, 04 Maret 2012

Tea Processing


Produksi teh meliputi beberapa tahap :
  • Pelayuan
  • Penggilingan
  • Oksidasi (‘fermentasi')
  • Pengeringan
  • Pengemasan
Meskipun prosesnya relatif mudah, diperlukan pengontrolan yang seksama pada setiap tahap untuk memperoleh hasil dengan aroma dan rasa yang tepat.
Pelayuan
Tujuan pelayuan adalah untuk mengurangi kadar air daun teh hingga 70% (persentase ini bervariasi dari satu wilayah dengan yang lain).
Daun teh ditempatkan di atas loyang logam (wire mesh ) dalam ruangan (semacam oven). Kemudian udara dialirkan untuk mengeringkannya secara keseluruhan.
Proses ini memakan waktu 12 hingga 17 jam. Pada akhir pemrosesan daun teh menjadi layu dan lunak sehingga mudah untuk dipilin.
  Pelayuan. Sumber gambar : http://www.teafountain.com/teagrades/
Penggilingan
Daun teh ditempatkan pada mesin penggiling, yang berputar secara horisontal terhadap meja penggilingan. Proses ini membentuk daun teh menyerupai pilinan kawat. Selama proses penggilingan daun teh juga menjadi pecah/rusak, yang mengawali proses ketiga.
  Penggilingan. Sumber gambar : http://www.teafountain.com/teagrades/
Sebagai pengganti penggilingan yang lembut dan lebih tradisional, ada dua metode lain yang digunakan, terutama dalam produksi teh hitam agar menjadi lebih halus, seperti kategori daun hancur (fanning ) dan partikel kecil (dusting ). Kategori ini biasanya diperuntukkan untuk produksi teh celup.
Metode Produksi CTC :
CTC adalah singkatan dari (crushing, tearing and curling ) penghancuran, penyobekan, dan penggulungan. Daun yang telah dilayukan seringkali dipotong hingga berukuran seragam dengan menggunakan mesin. Selanjutnya daun ditempatkan dalam mesin CTC dimana mereka dihancurkan, dikoyak, dan digulung dengan proses tunggal oleh penggulung logam. Ekstrak air sarinya ditampung dan ditambahkan kembali ke daun.
Daun yang telah hancur kemudian dioksidasi, dikeringkan dan disortir. Metode CTC terutama digunakan di wilayah India.
Metode LTP :
Metode ketiga dalam produksi teh hitam adalah metode LTP, diberi nama sesuai dengan penemu mesin, Lawrie Tea Processor . Pada metode ini, daun yang telah dilayukan seringkali digolongkan berdasarkan mutunya sebelum diproses di mesin LTP. Di sinilah proses perobekan daun yang sebenarnya dilakukan dengan menggunakan mata pisau yang berputar dengan kecepatan tinggi. Selanjutnya diikuti dengan proses oksidasi biasa, pengeringan dan proses penyortiran.
Oksidasi (fermentasi)
Ketika proses penggilingan telah sempurna, daun teh ditempatkan dalam bak-bak atau diletakkan diatas meja, sehingga enzim-enzim yang ada di dalam daun teh bersentuhan dengan udara dan mulai teroksidasi. Hal inilah yang menghasilkan bau, warna, dan mutu dari teh.
Pada proses ini daun teh berubah warna dari hijau, menjadi coklat muda, lalu coklat tua, dan perubahan warna daun ini terjadi pada temperatur 26 derajat.
Tahap ini merupakan tahap kritis dalam menentukan rasa teh, jika oksidasi dibiarkan terlalu lama, rasa akan berubah menjadi seperti busuk.

Proses oksidasi memakan waktu kurang lebih satu setengah sampai 2 jam.

Proses ini dimonitor secara konstan dengan menggunakan termometer berdasarkan pengalaman bertahun-tahun.

Daun teh kemudian memasuki tahap akhir pengeringan.
Semakin lama teroksidasi, teh menjadi berwarna semakin gelap. Teh hijau tidak mengalami oksidasi atau dalam periode oksidasi yang singkat. Teh Oolong teroksidasi sebagian, dan teh hitam mengalami oksidasi secara penuh.
Seringkali tahap ini disamakan dengan fermentasi. Tetapi, fermentasi menggunakan mikroorganisme (bakteri, jamur, ragi, seperti pada roti, bir), yang pada fermentasi teh tidak dilakukan. Fermentasi teh merupakan proses oksidasi kimia.
Pengeringan
Untuk menghentikan proses oksidasi, daun teh dilewatkan melalui pengering udara panas. Proses ini mengurangi total kadar air hingga kira-kira 3% dan menghentikan enzim. Oksidasi dihentikan pada proses ini, dan sekarang daun teh yang sudah kering siap untuk disortir berdasarkan penggolongan kelasnya sebelum pengemasan. Untuk penggolongan kelas, lihat file
Pengemasan
Daun teh pada umumnya dikemas dalam kotak kayu yang besar dan siap untuk diekspor. Untuk selanjutnya dapat dikemas dalam kemasan lebih kecil, teh celup, dan lain-lain. 


Food-Info.net is an initiative of Wageningen University, The Netherlands